Rahim Pengganti

Bab 201 "Mengungkapkan Isi Hati"



Bab 201 "Mengungkapkan Isi Hati"

0Bab 201 "Mengungkapkan Isi Hati"     
0

Mungkin di sebagian orang hamil adalah suatu jalan untuk bisa semakin manja dengan sang suami, tapi hal itu berbeda dengan Dira yang selalu melakukan semua nya seorang diri bahkan Dira tidak pernah terdengar sekali pun meminta bantuan atau ingin makan apapun kepada Andra.     

"Kamu lagi apa?" tanya Andra. Dira yang ada di dapur langsung menoleh ke arah suami nya tersebut, "Mau bikin salad aja, tadi baru lihat di internet jadi pengen," jawab Dira. Mendengar jawaban tersebut membuat Andra hanya mampu menghela nafas nya panjang.     

"Kenapa kamu tidak bilang sama aku? Aku bisa kok cariin apapun yang kamu mau," ucap Andra. Pria itu sudah sangat frustasi dengan tingkah laku Dira yang membuat Andra bingung. Sungguh diri nya tidak mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiran Dira saat ini, "Sejak kamu hamil semua nya kamu lakukan sendirian dan hal itu membuat aku nggak suka," lanjut Andra. Pria itu mengeluarkan semua perasaan nya, yang selama ini Andra pendam sungguh diri nya juga ingin merasakan bagaimana seorang suami yang di repotkan oleh istri nya yang sedang hamil. Namun, seperti nya hal itu sangat sulit untuk Andra rasakan.     

Istri nya terus bersikap seperti acuh terhadap nya, berusaha untuk mandiri tanpa mau merepotkan orang lain.     

"Maaf," ucap Dira. Hanya satu kata itu yang bisa Dira ucapkan, tidak ada hal lain yang saat ini ada di kepala Dira, wanita hamil itu tidak tahu harus berbuat seperti apa. Diri nya juga bingung, dengan keadaan yang terjadi, "Maaf kan aku, maaf jika sikap aku seperti ini, tapi sejujurnya semua terasa begitu cepat untuk aku," lanjut Dira.     

Helaan napas panjang, terdengar dengan sangat jelas, Andra lalu mendekat ke arah sang istri hingga kedua nya saling berpelukan satu dengan lain nya.     

"Kita seperti nya, harus saling berbicara satu dengan lain nya."     

Andra segera mengajak sang istri untuk, duduk di sofa ruang tamu. Dira tidak banyak berkata apa, wanita itu mengikuti sang suami kemanapun Andra membawa nya.     

***     

Duduk di sofa ruang tamu, dengan posisi saling berpelukan satu dengan lain nya.     

"Kamu tahu kenapa aku tidak menolak, perjodohan yang terjadi?" tanya Andra. Hari ini, diri nya harus mengatakan semua nya, Andra harus jujur dengan alasan yang jelas. Pria itu tidak mungkin, menutupi semua yang terjadi. Andra sudah lelah melihat sikap kuat Dira yang tidak pernah mau melihat diri nya. "Harus nya ini aku ucapkan sejak lama, namun, banyak hal yang terjadi sehingga aku aku belum sempat untuk mengatakan semua hal yang seharusnya kamu ketahui."     

Dira melepaskan pelukan suami nya dan menatap ke arah Andra dengan tatapan yang begitu penuh pertanyaan.     

"Apa yang aku tidak tahu?" tanya Dira.     

Andra menarik napas nya panjang, lalu menatap ke arah istri nya dengan tatapan yang begitu sendu.     

"Aku yang meminta kedua orang tua kita untuk bisa menikah kan kita secepatnya."     

Mata Dira menatap dengan tajam ke arah sang suami, saat ini juga Dira ingin semua nya jelas supaya diri nya bisa mengetahui semua hal yang terjadi. "Aku yang meminta mama dan papa untuk segera menikah kan kita, dan mereka akhir nya datang kepada Eyang Sri. Aku melakukan itu semua karena tidak ingin kehilangan kamu lagi, sudah cuman selama ini aku menahan rasa ini dan akhir nya aku memutuskan untuk bisa melangkah lebih maju," jelas Andra.     

Dira terdiam, wanita itu tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Andra sungguh Dira sulit mencerna semua yang dikatakan oleh suami nya tersebut.     

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu ucapkan sungguh aku tidak mengerti," ucap Dira.     

Andra lalu menjelaskan setiap detil apa yang membuat pria itu ingin menikahi Dira. Bahkan Andra juga menjelaskan siapa diri nya, dan hal itu sontak saja membuat Dira terkejut dengan apa yang diucapkan oleh sang suami.     

"Jadi kamu pria itu?" tanya Dira.     

Andra membalas dengan anggukkan kepala nya, sungguh kabar ini benar benar membuat Dira tidak menyangka dan hal itu membuat diri nya sulit mengatakan sesuatu.     

"Iya aku pria yang saat itu kamu tolong dan karena hal itu membuat aku jadi ingin memiliki kamu, bahkan sebelum kamu mengenal Arsen aku jauh lebih dulu tahu tentang kamu."     

Andra menjeda ucapan nya, pria itu lalu beranjak dari tempat tersebut dan segera melangkah ke tempat televisi mengambil sebuah kotak yang tersimpan di sana. Setelah mendapatkan kotak tersebut, Andra segera memberikan kepada Dira, "Kamu buka dulu, di dalam sana masih banyak hal lain nya. Semoga kamu bisa mengerti semua nya," ucap Andra. Tanpa banyak hal yang dilakukan Dira segera mengambil kotak tersebut dan mulai membuka dan membaca satu demi satu barang di dalam sana. Andra juga menjelaskan semua nya satu demi satu, dan hal itu benar benar membuat Dira tidak bisa berkata apa.     

"Kalau kamu ingat dengan gantungan kunci ini, berarti aku masih spesial di hati kamu."     

"Ini gantungan kunci yang sengaja aku kasih sama kamu, sebagai balasan terima kasih aku? Ya ampun ini udah lama banget, dan kamu masih simpan ini?" tanya Dira. Andra membalas ucapan Dira dengan senyuman yang mengembang, sungguh hal seperti ini sudah sangat ingin di ungkap oleh Andra sejak lama hanya saja banyak hal yang membuat diri nya harus menahan semua nya. "Aku nggak pernah menyangka bisa ketemu sama kamu lagi, sejujur kamu sudah lama aku cari. Aku pengen tahu, kabar pria itu dan well aku tidak menyadari hal itu jika kamu orang nya," lanjut Dira.     

"Itu lah yang menjadi alasan aku ingin selalu ada di dekat kamu, ingin selalu bisa bersama dengan kamu. Jadi maukah kamu memulai semua nya bersama dengan aku, memulai pernikahan ini bersama sama. Tidak ada satu niat pun di dalam hati aku, untuk menyakiti kamu Ra."     

Tanpa Dira sadari air mata nya mengalir, kehamilan ini membuat Dira begitu mudah meneteskan air mata bahkan Dira juga menjadi sosok yang lebih mudah tersentuh hal itu sudah sudah sadari oleh Andra.     

Pria itu segera memeluk istri nya, yang akan menumpahkan air mata nya sebentar lagi dan benar saja setelah berada di dalam pelukan Andra, tangis Dira pecah dengan begitu cepat.     

"Kamu kenapa nggak bilang dari awal, kenapa baru bilang sekarang. Rasa nya aku, nggak sanggup kalau seperti ini. Kenapa kamu nggak bilang, kenapa …,"     

Andra tersenyum mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh istri nya, karena pria itu tahu bagaimana perasaan sang istri saat ini. "Maaf kan aku," balas Andra. Hanya hal itu yang bisa dilakukan oleh Andra sekarang.     

***     

"Mas," panggil Dira. Andra yang sedang mengambil minum, terdiam sejenak ketika mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh sang istri. "Kamu manggil dengan sebutan apa?" tanya Andra. Sungguh saat ini Andra begitu bahagia dengan apa yang baru saja diri nya dengar. Sedangkan Dira bingung melihat ekspresi wajah yang ditampilkan oleh sang suami. "Emang aku bilang apa Mas?" tanya Dira lagi.     

"Itu … kamu tadi bilang apa? Kamu manggil apa?" tanya Andra.     

Dahi Dira berkerut mendengar pertanyaan dari suami nya, "Astaga karena aku panggil pake Mas?" tanya Dira. Andra tersenyum. Lalu berjalan mendekati sang istri yang sedang berdiri di ujung tangga. Andra lalu mengecup dahi istri nya dengan begitu mesra. "Aku suka kamu panggil seperti itu," bisik Andra.     

Dira menatap ke arah sang suami hingga akhir nya kedua bibir mereka saling bertemu, entah siapa yang memulai hingga kedua nya saling memberikan rasa satu dengan lain nya.     

Dengan sangat pelan Andra mengecup lembut bibir sang istri dengan begitu mesra, Andra lalu membawa sang istri ke sofa ruang tamu menuntut sang istri dengan begitu pelan.     

Dira memukul dada sang suami, ketika dirasakan oksigen yang diri nya hisap sudah berkurang. "Mas!" ucap Dira sambil menekan dada suami nya. Andra yang tidak mau menyakiti sang istri langsung melepaskan ciuman mereka.     

"Aku bahagia sekali dengan apa yang aku dengar sekarang, sungguh aku begitu bahagia," ucap Andra.     

Hal seperti ini begitu dirindukan oleh Andra, sudah sejak lama diri nya ingin di panggil dengan begitu mesra oleh Dira namun, Andra tidak mungkin menuntut Dira karena diri nya tahu bagaimana mereka. Hingga akhir nya, hari ini di sore hari yang begitu indah Andra mendengar panggilan tersebut.     

"Maaf ya baru bisa membuat kamu bahagia, karena aku sejujurnya bingung harus berbuat seperti apa. Aku juga takut kamu nggak suka dengan apa yang aku lakukan," ucap Dira.     

"Tidak aku begitu suka dengan apa yang kamu ucapan. Terima kasih sayang," balas Andra. Mendengar kata terakhir yang diucapkan oleh suami nya membuat Dira bersemu merah, kedua pipi wanita itu langsung merah dan hal itu membuat Dira begitu malu berada di depan suami nya saat ini, "Hei kenapa kamu malahan menunduk, aku jadi nggak bisa lihat wajah manis kamu," ucap Andra lagi.     

"Mas!!"     

"Kenapa?" tanya Andra. Dira bingung harus meminta hal tersebut, wanita itu lalu menatap ke arah jam yang ada di samping. Ada sedikit rasa ragu di dalam hati Dira untuk menyampaikan hal tersebut, diri nya lalu menatap ke arah sang suami yang sudah memasang wajah bahagia nya. "Kamu mau apa?" tanya Andra lagi.     

"Mas aku pengen es kelapa, kira kira kamu mau nggak beliin nya untuk aku?" tanya Dira dengan begitu ragu.     

"Es kelapa?" beo Andra.     

"Iya mas, enak banget loh rasa nya es kelapa itu. Dari tadi siang aku pengen minum itu mas, tapi kalau kamu mau. Kalau kamu nggak mau, gak apa apa kok, nanti aku cari di ojek online aja."     

Andra menggelengkan kepala nya, pria itu tidak akan melewatkan hal tersebut. Mau bagaimana pun ini adalah hal pertama bagi Andra memenuhi keinginan sang istri.     

"Kamu tunggu di sini ya, biar aku yang cari. Aku nggak akan, membiarkan keinginan kamu di penuhi oleh orang lain," jawab Andra.     

Setelah mengatakan hal itu, Andra langsung pergi meninggalkan rumah nya dan segera pergi membelikan apa yang diinginkan untuk istri nya, sungguh hal ini begitu bahagia untuk Andra.     

Sebagai calon seorang ayah Andra begitu bersemangat mencari makanan untuk istri nya tersebut sungguh hal seperti ini sudah begitu lama diinginkan oleh Andra. Dengan senyum yang begitu mengembang membuat Andra tidak pernah henti, bersyukur dengan apa yang saat ini sedang yang diri nya lakukan.     

Bermodalkan dengan internet yang ada ada di handphonenya ya Andra langsung mencari tempat penjual es kelapa udah tersebut, setelah mendapatkan tempatnya pria itu langsung menuju ke tempat tersebut senyum di wajah Andra tidak pernah luntur.     

"Pak saya beli es kelapa mudanya 2 bungkus ya," ucap Andra.     

"Siap Mas mau dibungkus atau makan di sini?"     

"Dibungkus aja Pak untuk istri saya di rumah."     

Penjual es kelapa tersebut segera membuatkan pesanan untuk Andra sedangkan pria tersebut menunggu tak jauh dari tempat parkir mobil nya. Andra lalu mengambil sebuah foto ketika penjual es kelapa muda sedang meracik pesanan nya pria itu lalu mengirimkan gambar tersebut kepada sang istri.     

Tidak membutuhkan begitu banyak waktu pesanan Andra sudah siap pria itu segera membayar dan membawa es tersebut menuju ke rumah.     

"Terima kasih pak."     

Andra segera pulang ke rumah nya untuk memberikan bungkusan air kepala tersebut namun, ketika berada di jalan seseorang menghubungi Andra dan hal itu membuat diri nya menjadi bingung harus seperti apa. "Aku selesaikan dulu, baru pulang. Seperti nya masih sempat," ujar Andra. Pria itu lalu menjalankan mobil nya ke arah berbeda, dan mulai pergi menuju ke tempat tersebut.     

Dira menunggu sejak tadi ke datangan sang suami namun, hingga pukul 20.00 Andra belum juga pulang.     

"Kamu pergi ke mana sih Mas?" tanya Dira. Pria itu sejak tadi belum juga pulang dan hal itu membuat Dira begitu khawatir dengan kondisi sang suami. "Bukan nya tadi kamu bilang, sudah di jalan Mas. Kenapa sampai sekarang, belum sampai juga. Kamu di mana sih Mas," ucap Dira.     

Sudah sejak tadi, Dira mencoba menghubungi sang suami namun, tidak ada satu balasan dari sang suami, dan hal itu benar benar membuat Dira begitu khawatir.     

Dira menunggu sang suami di sofa ruang tamu, bahkan sampai wanita itu tertidur di sana akibat menunggu suami nya belum juga pulang hingga Dira kelelahan, dan berbaring di sofa tersebut.     

Hingga akhir nya Dira mengalah dan masuk ke dalam kamar, wanita itu lebih memilih untuk mengosongkan perut nya di bandingkan mengisi makanan, semua karena Andra yang tidak bisa di hubungi.     

***     

Pukul 23.00 Andra baru pulang raut wajah nya terlihat sangat tidak bersemangat hal itu terjadi karena begitu banyak pekerjaan yang harus di selesaikan oleh Andra, padahal diri nya harus segera pulang. Pria itu duduk di sofa ruang tamu sebentar, di lihat nya keadaan rumah yang begitu sepi Andra yakin saat ini istri nya pasti sudah tidur karena terlalu lama menunggu nya.     

"Besok pagi aja aku bilang sama dia," ucap Andra. Pria itu lalu pergi menuju kamar mereka, ketika masuk terlihat sang istri sudah tertidur dengan lelap. Andra tidak tahu jika wanita yang saat ini, sedang tertidur sedang menahan rasa gelisah nya hingga tertidur.     

Pria itu lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri nya hari ini begitu banyak pekerjaan sehingga membuat Andra pusing dengan semua hal yang terjadi, di dalam kamar mandi diri nya tidak begitu lama setelah selesai dengan kesibukan diri nya sendiri Andra segera keluar dari dalam kamar mandi.     

Naik ke atas tempat tidur dan lalu memeluk Dira dengan begitu erat. Saat ini Andra tidak tahu jika Dira sedang menahan rasa sesak di dalam dada nya karena menunggu sang suami sejak tadi.     

Kedua nya lalu tertidur dengan sambil berpelukan, rasa nyaman yang diberikan oleh Andra membuat Dira begitu betah untuk menutup mata nya meskipun wanita itu sedang dipeluk oleh Andra.     

Pagi hari ini perut Dira rasanya begitu mual sehingga wanita itu segera beranjak dari tempat tidur menuju ke dalam kamar mandi. Namun, ketika Dira sedang beranjak dari tempat tidur nya seseorang memeluk pinggang nya dengan begitu erat, Dira menatap ke arah samping di mana sang suami sedang tertidur dengan begitu nyenyak. Dira menatap sekilas kearah suami nya tersebut lalu menarik napas begitu panjang ketika mengingat bagaimana tadi malam diri nya menunggu Andra seorang diri di sofa ruang tamu hingga larut malam.     

Dira lalu segera berlari menuju kamar mandi ketika rasa mual yang begitu kuat membuat wanita itu tidak nyaman, di dalam kamar mandi Dira segera memuntahkan semua isi yang ada di dalam perut nya. Rasa yang begitu pahit sangat terasa di dalam mulut nya hal itu membuat Dira begitu tidak nyaman, mendengar suara muntah di dalam kamar mandi membuat Andra segera terbangun dari tidur nya pria itu lalu masuk ke dalam kamar mandi dan melihat bagaimana kondisi sang istri.     

"Gimana rasa nya?" tanya Andra.     

Dira hanya diam wanita itu tidak mengeluarkan sedikit kata pun entah kenapa saat ini melihat wajah Andra rasanya Dira ingin melempar wajah suami nya itu pergi menjauh, mungkin karena efek Andra yang membuat Dira kesal dengan tingkah laku suami nya kemarin sehingga membuat anak yang ada di dalam kandungan Dira menjadi kesal dengan Andra.     

Andra tetap membantu sang istri untuk keluar dari dalam kamar mandi tidak ada sedikit suara pun yang keluar dari mulut Dira hingga detik ini. Andra mengerti dengan keterdiaman sang istri diri nya tahu bahwa apa yang terjadi semua karena, sikap dia kemarin.     

"Mau ke mana?" tanya Andra.     

"Mau ke dapur. Aku mau masak," jawab nya. Barulah Andra ingin menjawab kembali dari ucapan sang istri namun, Dira sudah pergi meninggalkan kamar lebih dulu, Andra menarik nafas dengan begitu panjang pria itu sangat yakin jika saat ini sang istri sedang sangat marah dengan diri nya akibat apa yang sudah anda lakukan kemarin. "Terimalah kemarahan dari ibu hamil semoga marah nya tidak lama," gumam Andra. Pria itu lalu segera menyusul Dira yang saat ini sedang ada di dalam dapur Andra tidak ingin membuat sang istri semakin marah, ketika sampai ke dapur Andra melihat Dira sedang membersihkan meja makan yang penuh dengan banyak makanan. Seketika tubuh Andra terbeku melihat begitu banyak makanan yang sedang dibuang oleh sang istri, pikiran Andra kembali tertuju kepada kejadian semalam pria itu lalu mendekat ke arah sang istri dan menarik tangan Dira dengan sedikit lebih kuat.     

"Kamu semalam tidak makan?" Pertanyaan tersebut keluar dari mulut Andra Dira yang ditanya menatap sekilas kearah suami nya tersebut. Lalu setelah itu kembali melakukan pekerjaan yang sedang diri nya lakukan, melihat sikap Dira seperti saat ini semakin membuat Andra merasa bersalah kepada istri nya tersebut.     

"Aku bisa jelaskan kenapa aku terlambat pulang kemarin kamu harus mengerti dengan apa yang akan aku jelaskan. Kemarin aku mendapat telepon dari salah satu itu orang terpercaya di perusahaan untuk ikut ke dalam meeting penting saat itu aku kira semua pekerjaan hanya selesai dalam 1 jam namun, ternyata aku salah hingga membuat kamu lama menunggu." Andra menjelaskan semua hal yang terjadi kemarin tanpa ada sedikit pun menutupi, Andra tahu yang diri nya lakukan adalah hal yang salah sehingga diri nya harus menjelaskan semua nya dengan cepat, agar tidak membuat kesal sang istri. "Maaf … maaf aku benar tidak sengaja. Sungguh, aku mengira hal itu sebentar terjadi tapi nyata nya tidak, maaf kan aku Ra." Dira yang tidak tahu harus merespon seperti apa. Wanita hamil itu lalu tersenyum ke arah Dira, dengan senyuman yang begitu mengembang. "Iya nggak apa apa kok Mas, kamu duduk di sana dulu ya. Aku mau bikin nasi goreng," ucap Dira.     

Wanita itu berusaha untuk menahan rasa sesak di dalam dada nya, tidak mau membuat sang suami menjadi curiga. Biarkan apa pun yang diri nya rasa kan hanya dia yang tahu Andra tidak boleh merasakan hal itu.     

Dira langsung menuju dapur menyiapkan semua bahan bahan yang akan diri nya lakukan untuk membuat makan pagi mereka, tanpa Dira inginkan air mata nya mengalir dengan begitu cepat dan secepat itu juga Dira menghapus diri nya tidak mau membuat Andra tahu jika saat ini diri nya menangis.     

***     

Makanan sudah terhidang dengan sangat rapi di meja makan, Andra sejak tadi memperhatikan sang istri yang sedang duduk di depan nya, melihat Dira seperti ini semakin membuat Andra takut dan merasa tidak nyaman.     

"Kamu kenapa hanya diam?" tanya Andra. Dira yang ditanya seperti itu, langsung mengangkat kepala nya dan menatap ke arah sang suami. "Emang aku kenapa Mas?" tanya Dira kembali, mendengar pertanyaan seperti itu membuat Andra berdecak kesal, sungguh bukan pertanyaan seperti ini yang diinginkan oleh Andra.     

"Kamu mau sesuatu?" tanya Andra. Dira kembali terdiam, wanita itu lalu tersenyum dan menjawab dengan sebuah gelengan kepala kepada suami nya, "Nggak ada Mas." Jawaban itulah yang keluar dari mulut Dira.     

Kedua nya lalu makan bersama, menikmati makan dengan perasaan yang begitu berbeda Andra merasa bersalah dengan sang istri sedangkan Dira merasakan rasa sesak di dalam dada nya, sungguh hal seperti ini sangat tidak di inginkan oleh wanita hamil tersebut.     

Setelah selesai sarapan pagi, Andra memperhatikan istri nya dengan seksama yang sedang membersihkan semua bekas masak, Andra sudah melarang namun, Dira tetap ingin melakukannya.     

"Aduh!!" pekik Dira. Mendengar suara sang istri membuat Andra langsung mendekat ke arah sang istri, Andra begitu panik menatap keadaan istrinya.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.